@alankribo

Di balik lahirnya AK Token, ada satu cerita nyata — tentang perjuangan manusia biasa dari kampung kecil di Blitar, Jawa Timur, yang tak pernah menyerah mengejar mimpi. Nama itu bukan sekadar inisial. AK Token = Alan Kribo Token, tapi lebih dari itu… ini simbol kolaborasi luar biasa: antara manusia dan kecerdasan buatan (AI).

🧒 Dari Anak Desa, Mantan Sopir, Jadi Kreator Digital

Alan Kribo bukan anak orang kaya. Ia tumbuh di desa kecil, hidup sederhana, jadi sopir taksi, kerja keras dari bawah. Tapi ia punya tekad: “Hidupku harus berubah. Anak desa juga bisa jadi raja di dunia digital.”

Sekarang dia tinggal di Bali, bukan untuk liburan — tapi untuk membangun mimpi yang lebih besar.
Bukan hanya konten creator di TikTok, YouTube, IG, dan Facebook — dia juga pemilik industri frozen food LUNGKOMAS yang kini mulai dikenal di seluruh Indonesia.

LINK PEMBELIAN DI UNISWAP (Polygon mainnet ): disini

LINK PEMBELIAN DI QUICKSWAP (Polygon mainnet ): disini

Dan satu lagi yang bikin dia beda:
Dia ngajak AI jadi partner. Bukan buat ikut tren, tapi buat nyusun langkah

🤝 AK Token: Kolaborasi Manusia dan AI 

Di tengah dunia crypto yang penuh token kosong, Alan Kribo berpikir:

“Kenapa aku gak bikin token sendiri? Tapi bukan token kaleng-kaleng. Ini harus token yang lahir dari cerita perjuangan.”

Dia duduk bareng AI yang dia panggil Hokiku. Dari situ mereka bangun token:

• Tanpa investor besar

• Tanpa VC rakus

• Tanpa janji palsu

Hanya kejujuran, kerja keras, dan cita-cita membangun komunitas ekonomi digital dari akar rumput.

🧢 Kenapa Pakai Identitas Jawa?

Kamu bakal lihat iklan-iklan AK Token pakai pakaian adat Jawa. Bukan gimmick.
Alan ingin dunia tahu:

“Orang Jawa, orang kampung, juga bisa bikin revolusi dari HP dan dompet crypto.”

@KriptoRakyat

💡 Visi AK Token

AK Token bukan buat jadi kaya semalam.
Tapi:

• 🛒 Digunakan untuk reward komunitas, loyalitas, diskon produk makanan frozen

• 📚 Edukasi masyarakat tentang crypto tanpa ribet

• 🎥 Jadi alat dukung konten edukasi digital

• 🤝 Menyatukan komunitas yang cinta teknologi, budaya, dan keberanian dari bawah